مرحبا بكم في الموقع الرسمي لمعهد الجامعة الإسلامية الحكومبة باري-باري

Kamis, 04 Agustus 2011

TAUBAT DAN KEMATIAN (Malam Ke 28)

Oleh Agus Muhsin, M. Ag

A. Hakekat Kematian

Kematian oleh sementara ulama didefinisikan sebagai "ketiadaan hidup," atau "antonim dari hidup." Pesan Al qur’an tentang Kematian bukan hanya di alami hanya sekali melainkan dua kali. Pertama dialami oleh manusia sebelum kelahirannya, atau saat sebelum Allah menghembuskan ruh kehidupan kepadanya; Kedua, saat ia meninggalkan dunia yang fana ini (Lihat., QS. Al-Baqarah (2): 28,

كَيْفَ تَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَكُنْتُمْ أَمْوَاتًا فَأَحْيَاكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ (٢٨)
Terjemahannya:
Mengapa kamu kafir kepada Allah, Padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan?

Imam Abu Hamid Al-Ghazali menjelaskan bahawa kematian sebenarnya hanyalah perubahan kondisi yang dialami roh dari memiliki kuasa penuh atas jasad kepada kehilangan kuasa itu. Roh yang sebelumnya dengan berleluasa menggunakan mata untuk melihat, kaki untuk berjalan, telinga untuk mendengar dan semua anggota jasad yang lain sebagai alat bantunya, pada saat itu, ia tidak mampu melakukannya lagi.
Kesan umum tentang kematian dikatakan bahwa kematian bukan sesuatu yang menyenangkan. Karena bagi orang yang mati, tanah akan menjadi tempat pembaringannya, cacing sebagai sahabatnya, Munkar dan Nakir sebagai teman duduknya, kuburan sebagai tempat tinggalnya, perut bumi sebagai tempat menetapnya, kiyamat sebagai waktu perjanjiannya, serta surga dan neraka sebagai tempat kembalinya. Artinya, sangat Wajar sekali Chaeril Anwar mendeskrifsikan dalam puisinya mengatakan “aku ingin hidup seribu tahun lagi”. Terkait dengan masalah ini ternyata Al-Quran pun melukiskan keinginan sekelompok manusia untuk hidup abadi dan selamanya, bahkan Adam dan Hawa sekailpun berhasil di goda oleh iblis melalui “pintu” keinginan untuk hidup kekal selama-lamanya. (Lihat., QS. al-Baqarah (2): 96,
وَلَتَجِدَنَّهُمْ أَحْرَصَ النَّاسِ عَلَى حَيَاةٍ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا يَوَدُّ أَحَدُهُمْ لَوْ يُعَمَّرُ أَلْفَ سَنَةٍ وَمَا هُوَ بِمُزَحْزِحِهِ مِنَ الْعَذَابِ أَنْ يُعَمَّرَ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِمَا يَعْمَلُونَ (٩٦)

Terjemahannya:
Dan sungguh kamu akan mendapati mereka, manusia yang paling loba kepada kehidupan (di dunia), bahkan (lebih loba lagi) dari orang-orang musyrik. masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun, Padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya daripada siksa. Allah Maha mengetahui apa yang mereka kerjakan.

Sisi lain Al qur’an juga berbicara bahwa kematian itu bukan sesuatu yang menakutkan, melainkan sebagai gerbang kebebasan yang akan membawa ke alam yang penuh keindahan dan menjumpai kekasih yang dicintai. Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash berkata, “Perumpamaan seorang mukmin yang melepaskan rohnya ibarat seseorang yang tertawan di dalam penjara lalu dibebaskan daripadanya.” Abu Darda ra juga pernah berkata, “Aku mencintai kematian kerana rinduku kepada Tuhan.” Rabi’ bin Khaitsam berkata, “Tidak ada sesuatu yang ditunggu-tunggu mukmin yang lebih baik daripada kematian.”.
Bagi mereka yang sangat cinta dunia dan terlena dengan kesenangan duniawi, sehingga lupa mempersiapkan bekal-bekal yang akan di bawa, maka kedatangan malaikat maut, ibarat kedatangan monster raksasa yang siap menerkam. Sebaliknya bagi mereka yang beriman dan memiliki bekal maka kedatangan malaikat maut menjadi berita gembira kepadanya. (Lihat dan bandingkn., Q.S. al-Anfal (8): 50

وَلَوْ تَرَى إِذْ يَتَوَفَّى الَّذِينَ كَفَرُوا الْمَلائِكَةُ يَضْرِبُونَ وُجُوهَهُمْ وَأَدْبَارَهُمْ وَذُوقُوا عَذَابَ الْحَرِيقِ (٥٠)

Terjemahannya:
Kalau kamu melihat ketika Para Malaikat mencabut jiwa orang-orang yang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka (dan berkata): "Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar", (tentulah kamu akan merasa ngeri).

B. Pentingnya Taubat dalam menghadapi kematian
Orang yang tenggelam dalam kehidupan duniawi serta sibuk dengan tipu muslihatnya dan mencintai kesenangannya, pasti hatinya akan lalai dari mengingat kematian. Tatkala diingatkan pada kematian, ia akan benci dan berupaya lari darinya. Lihat., QS. Al-Jumu’ah (62): 8,
قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلاقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (٨)
Terjemahnya:
Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, Maka Sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan".

Bagi yang berbekal taubat, mereka akan memperbanyak mengingat kematian untuk membangkitkan rasa takutnya pada Allah. Mereka benci kematian karena takut jika kematian mendatanginya sebelum taubatnya sempurna dan sebelum bekalnya di perbaiki. Jenis membenci kematian dengan alasan seperti ini di bolehkan. Analoginya, mereka seperti orang yang menunda persuaan dengan sang kekasih sampai benar-benar siap bersua dengannya. (Lihat., QS. al-Baqarah(2): 197,

وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الألْبَابِ (١٩٧)
Terjemahannya:
Berbekallah, dan Sesungguhnya Sebaik-baik bekal adalah takwa[124] dan bertakwalah kepada-Ku Hai orang-orang yang berakal.

Agama Islam tidak memandang manusia bagaikan malaikat tanpa kesalahan dan dosa. Islam juga tidak membiarkan manusia berputus asa dari ampunan Allah, betapa pun dosa yang telah diperbuat oleh manusia bagi mereka tetap akan mendapat peluang untuk di ampuni oleh Allah, sebelum nyawa berada pada tenggorokan. Bahkan lebih dari itu Rasulullah pernah memberikan jaminan bagi orang yang perkataannya diakhiri dengan kalimat la ilaha illallah akan masuk sorga.
Taubat dari segala kesalahan tidaklah membuat seorang terhina di hadapan Tuhannya. Hal itu justru akan menambah kecintaan dan kedekatan seorang hamba dengan Tuhannya karena sesungguhnya Allah sangat mencintai orang-orang yang bertaubat. Karena itu, musibah yang lebih besar, ketika seseorang melalaikan kematian, berpaling dari mengingatnya, jarang sekali memikirkannya sampai akhirnya hati-hati mereka menjadi keras dan meninggalkan peluang untuk bertaubat. Dalam Mukhtasharut Tadzkirah dikemukakan bahwa, hati yang keras dan lalai itu, akan menjadi lunak dan lembut dengan kehendak Allah dengan beberapa hal, diantaranya;
1. Ziarah kubur
2. Mendatangi majelis orang-orang saleh
3. Mendengarkan cerita orang-orang ahli ibadah dan orang-orang zuhud
4. Menyaksikan orang dalam keadaan sekarat
5. Mengingat kematian yang merupakan pemutus kenikmatan, pemisah beberapa golongan setelah mereka sejahtera, serta banyak menjadi yatim, janda atau duda sebagai akibat dari kematian tersebut.

C. Dalil-dalil Nash yang berkaitan
Allah berfirman dalam QS. al-Baqarah (2): 28,
كَيْفَ تَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَكُنْتُمْ أَمْوَاتًا فَأَحْيَاكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ (٢٨)

Terjemahnya:
Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, Kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, Kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan?

Allah berfirman dalam QS. al-Baqarah (2): 96,

وَلَتَجِدَنَّهُمْ أَحْرَصَ النَّاسِ عَلَى حَيَاةٍ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا يَوَدُّ أَحَدُهُمْ لَوْ يُعَمَّرُ أَلْفَ سَنَةٍ وَمَا هُوَ بِمُزَحْزِحِهِ مِنَ الْعَذَابِ أَنْ يُعَمَّرَ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِمَا يَعْمَلُونَ (٩٦)
Terjemahnya:
Dan sungguh kamu akan mendapati mereka, manusia yang paling loba kepada kehidupan (di dunia), bahkan (lebih loba lagi) dari orang-orang musyrik. masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya daripada siksa. Allah Maha mengetahui apa yang mereka kerjakan.

Allah berfirman dalam QS. al-Anfal (8): 50,
وَلَوْ تَرَى إِذْ يَتَوَفَّى الَّذِينَ كَفَرُوا الْمَلائِكَةُ يَضْرِبُونَ وُجُوهَهُمْ وَأَدْبَارَهُمْ وَذُوقُوا عَذَابَ الْحَرِيقِ (٥٠)
Terjemahanya:
Kalau kamu melihat ketika para malaikat mencabut jiwa orang-orang yang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka (dan berkata): "Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar", (tentulah kamu akan merasa ngeri).

Allah berfirman dalam QS. al-Fajr (89): 27-30,
يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ (٢٧) ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً (٢٨) فَادْخُلِي فِي عِبَادِي (٢٩) وَادْخُلِي جَنَّتِي (٣٠)

Terjemahnya:
Hai jiwa yang tenang.
Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.
Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku,
Masuklah ke dalam syurga-Ku.

Allah berfirman dalam QS. al-Nahl (16): 32,

الَّذِينَ تَتَوَفَّاهُمُ الْمَلائِكَةُ طَيِّبِينَ يَقُولُونَ سَلامٌ عَلَيْكُمُ ادْخُلُوا الْجَنَّةَ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (٣٢)
Artinya:
(yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): "Salaamun'alaikum, masuklah kamu ke dalam syurga itu disebabkan apa yang Telah kamu kerjakan".

Allah berfirman dalam Q.S. al-Jumu’ah (62) : 8

قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلاقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (٨)

Terjemahannya:
Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, Maka Sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, Kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu dia beritakan kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan".



Allah berfirman dalam QS. Al-Baqarah (2): 197,
وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الألْبَابِ (١٩٧)
Terjemahnhya:
Berbekallah, dan Sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku Hai orang-orang yang berakal.

Rasulullah saw., bersabda: diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitabnya juz. 14, h. 147,

فَقَالَ مَا مِنْ عَبْدٍ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ ثُمَّ مَاتَ عَلَى ذَلِكَ إِلَّا دَخَلَ الْجَنَّةَ
Artinya:
Barang siapa yang akhir perkataannya ialah ucapan la ilaha illallah, maka akan masuk sorga (HR. Abu Daud)


Rasulullah saw., bersabda yang diriwayatkan oleh imam al-Turmudzi dalam kitabnya sunan al-Turmudzi, juz. 8, h. 443

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَ فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَ أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَ أَبْلَاهُ
Artinya:
Kedua kaki hamba tidak akan berpindah dari tempatnya pada hari kiyamat hingga ia di tanya tentang empat hal. Tentang umurnya di habiskan untuk apa, tentang ilmunya diamalkan untuk apa, tentang hartanya dari mana ia mendapatkannya dan dibelanjakan untuk apa, serta tubuhnya untuk apa ia manfaatkan. (HR.Turmudzi)

Komentar :

ada 0 komentar ke “TAUBAT DAN KEMATIAN (Malam Ke 28)”

Posting Komentar

 

© 2011 Fresh Template. Powered by Blogger.

Pusat PASIH by Dirja.