مرحبا بكم في الموقع الرسمي لمعهد الجامعة الإسلامية الحكومبة باري-باري

Kamis, 08 September 2011

Diri Sendiri:Modal terbesar untuk Sukses

“Seseorang seharusnya selalu menyadari berapa yang ia miliki daripada yang ia inginkan.” --Joseph Addison

Manusia diciptakan Allah dengan sempurna. Kita ada mata, telinga, hidung dan peralatan tubuh lainnya yang komplet. Dalam perkembangannya, ada yang berhasil memanfaatkan potensi itu, juga ada yang gagal dalam memanfaatkannya. Kesempurnaan manusia dapat kita lihat dalam firman Allah swt., sebagai berikut,

لَقَدْ خَلَقْنَا اْلإِنسَانَ فيِ أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ * ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ * إِلاَّالَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ketempat yang serendah-rendahnya (neraka). Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh; maka bagi mereka pahala yang tiada terputus.” (QS. At-Tin: 4-6)

Ayat ini menyebutkan bahwa manusia adalah makhluk unggulan karena peran gandanya, peran sebagai ‘abid seperti terindikasikan dalam ungkapan âmanû dan peran sebagai khalifah seperti terindikasikan dalam ungkapan wa ‘amilû as-shâlihât. Konsep ‘abid menunjukan hubungan vertikal (hablum minallah), dan itu lebih bersifat personal. Sementara konsep khalifah, terkait dengan tanggung jawab sosial, hubungan horizontal (hablum minannas).

“Kalau ‘abid itu tanggungjawab personal dengan Tuhan, sedang khalifah itu adalah tanggung jawab sosial dalam hubungannya dengan sesama manusia. Karena Allah selalu menggandengkan dua kalimat itu hampir di semua ayat-ayat-Nya, manusia unggulan akan selalu melakukan kedua peran itu secara bersamaan.” Demikian penjelasan M. Quraish Shihab tentang karakter manusia unggulan dalam perspektif tasawuf.

Jadi, kita semua diciptakan Allah dengan sempurna. Kesempurnaan itu menuntut kita untuk menjadi makhluk yang menghamba hanya kepada Allah, dan tidak lupa menjadi khalifah yang memakmurkan bumi. Peran ini hanya ada pada manusia. Hewan dan tumbuhan tidak ada peran seperti ini. Mereka bahkan tidak diberikan akal dan pikiran. Inilah kekuatan besar manusia. Sebuah potensi untuk sukses, bukan?

Sebuah ungkapan mengatakan, “Ada kekuatan raksasa dalam diri Anda!” Wah, kenapa bisa ada raksasa? Baiklah. Raksasa itu adalah potensi besar yang terdapat dalam diri Anda yang telah dianugerahkan oleh Tuhan. Anda bisa melihat, mendengar, makan, minum, berjalan, itu adalah potensi yang sangat besar. Termasuk juga bagaimana kita bisa berpikir dan berkehendak, itu merupakan raksasa yang sangat besar.

Tiap orang pasti ada raksasanya. Cuma tidak semua yang berhasil “membangunkan” raksasa itu. ada yang “raksasa”-nya sedang tidur. Itu karena mereka tidak memanfaatkan potensi dalam dirinya. Mereka terjerembab dalam kubangan tidak percaya diri, atau merendahkan diri mereka sendiri.

Orang yang sukses tidak seperti mereka. Mereka melihat potensi besarnya, kemudian memanfaatkan apa-apa yang bisa dikembangkan. Jadi, diri Anda adalah modal yang terbesar. Berusaha terus sampai berhasil. Biasakan diri untuk menjadi individu paling baik. “Kita dibentuk oleh sesuatu yang kita lakukan berulang kali. Keunggulan, bukan hasil dari satu tindakan, melainkan dari kebiasaan,” demikian kata filsuf Yunani Kuno Aristoteles.

Untuk mencapai yang terbaik di masa depan, maka permantaplah diri Anda. Kalau Anda sudah mantap, maka apapun peristiwa yang akan terjadi—apakah itu keuntungan atau kerugian—tak akan menyurutkan kaki melangkah. Selama Anda masih turunan langsung dari Nabi Adam as., maka Anda sesungguhnya mempunyai modal yang sangat besar. Pertanyaannya, sudahkah kita menyadarinya?

Komentar :

ada 0 komentar ke “Diri Sendiri:Modal terbesar untuk Sukses”

Posting Komentar

 

© 2011 Fresh Template. Powered by Blogger.

Pusat PASIH by Dirja.