مرحبا بكم في الموقع الرسمي لمعهد الجامعة الإسلامية الحكومبة باري-باري

Kamis, 04 Agustus 2011

Keutamaan Sabar dalam Islam (Malam Ke-18)

Oleh: Dirja Wiharja
I. Pendahuluan
Definisi sabar menurut sufi ternama Dzun-nun Al-Mishri, “Sabar ialah menjauhi perselisihan, bersikap tenang dalam menghadapi cobaan yang menyesakkan hati, dan menampakkan rasa kecukupan ketika ditimpa kesusahan dalam kehidupan.”
Sedikit berbeda dengan Ar-Raghib Al-Ashfihani, yang mengatakan bahwa sabar memiliki makna yang berbeda sesuai dengan konteks kejadiannya. Menahan diri saat ditimpa musibah dinamakan shabr (sabar), sedangkan lawan katanya jaza’ (gelisah, cemas, risau). Menahan diri dalam peperangan dinamakan syaja’ah (keberanian) dan lawan katanya jubn (pengecut, lari dari peperangan). Menahan diri dari kata-kata kasar disebut kitman (diam) dan lawan katanya ihdzar/hadzar (mengecam, marah). Namun secara umum, semua yang berkaitan dengan menahan biasanya dikategorikan sabar.
Sabar termasuk akhlak yang paling utama yang banyak mendapat perhatian Al-Qur’an dalam surat-suratnya. Imam al-Ghazali berkata, “Allah swt menyebutkan sabar di dalam al-Qur’an lebih dari 70 tempat.”
Ibnul Qoyyim mengutip perkataan Imam Ahmad: “Sabar di dalam al-Qur’an terdapat di sekitar 90 tempat.” Abu Thalib al-Makky mengutip sebagian perkataan sebagian ulama: “Adakah yang lebih utama daripada sabar, Allah telah menyebutkannya di dalam kitab-Nya lebih dari 90 tempat. Kami tidak mengetahui sesuatu yang disebutkan Allah sebanyak ini kecuali sabar.”
Sabar menurut bahasa berarti menahan dan mengekang. Di antaranya disebutkan pada QS.Al-Kahfi [18]: 28 “Dan tahanlah dirimu bersama dengan orang-orang yang menyeru Rab bnya di pagi dan di senja hari dengan mengharap keridhaanNya, dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka.”
II. Apa Keutamaan Bersabar
Agama tidak akan tegak, dan dunia tidak akan bangkit kecuali dengan sabar. Sabar adalah kebutuhan duniawi keagamaan. Tidak akan tercapai kemenangan di dunia dan kebahagaiaan di akhirat kecuali dengan sabar. Al-Qur’an telah mengisyaratkan pentingnya kesabaran ini.
Mengenai sabar, Allah SWT berfirman, “Wahai sekalian orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu sekalian dan teguhkanlah kesabaranmu itu dan tetaplah bersiap siaga.” (QS. Ali Imran : 200).
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (٢٠٠)
Terjemahnya:
Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.

Ayat ini memerintahkan untuk bersabar dalam menjalani ketaatan ketika mengalami musibah, menahan diri dari maksiat dengan jalan beribadah dan berjuang melawan kekufuran, serta bersiap siaga penuh untuk berjihad di jalan Allah SWT. Tentang ayat ini, Sahl bin Sa’ad meriwayatkan sebuah hadits dari Rasulullah SAW bahwa, “Satu hari berjihad di jalan Allah itu lebih baik ketimbang dunia dengan segala isinya.” (HR. al-Bukhari dan at-Tirmidzi).
Dalam Al-Qur’an, Allah SWT juga berfirman, “Sesungguhnya akan kami berikan cobaan kepada kamu sekalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikan kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” QS. Al-Baqarah (2): 155
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الأمْوَالِ وَالأنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ (١٥٥)
,
Terjemahnya:
dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.

Pada ayat ini Allah SWT menegaskan, seorang hamba Allah akan diuji dengan rasa takut, kelaparan, kemiskinan, dan sebagainya. Dengan ujian ini, akan tampak mana yang taat dan mana yang kufur. Tentu yang teguh dalam ketaatan kepadaNya yang mendapat kabar gembira. Allah berfirman, “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahalanya tanpa batas.” QS. Az-Zumar : 10,.

قُلْ يَا عِبَادِ الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا رَبَّكُمْ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي هَذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ وَأَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةٌ إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ (١٠)

Terjemahnya:
Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu". orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.

جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا وَمَنْ صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ وَالْمَلائِكَةُ يَدْخُلُونَ عَلَيْهِمْ مِنْ كُلِّ بَابٍ (٢٣) سَلامٌ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ (٢٤)
Terjemahnya:
23). (yaitu) syurga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; 24. (sambil mengucapkan): "Salamun 'alaikum bima shabartum". Maka Alangkah baiknya tempat kesudahan itu.

III. Bentuk-Bentuk Kesabaran
Para ulama membagi kesabaran menjadi tiga hal; sabar dalam ketaatan kepada Allah, sabar untuk meninggalkan kemaksiatan dan sabar menghadapi ujian dari Allah:
1. Sabar dalam ketaatan kepada Allah.
2. Kondisi ketika telah selesai melaksanakan ibadah
3. Sabar dalam meninggalkan kemaksiatan.
4. Sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan dari Allah.
.


IV. Keutamaan bersyukur
Mereka yang tidak pandai bersyukur bila memperoleh nikmat dan tidak pandai bersabar kala mendapat cobaan dan ujian niscaya tidak akan mendapat kebahagiaan di dalam hidupnya. Bahkan dalam Al-Quran Surat Al-Fajr ayat 15-20;
فَأَمَّا الإنْسَانُ إِذَا مَا ابْتَلاهُ رَبُّهُ فَأَكْرَمَهُ وَنَعَّمَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَكْرَمَنِ (١٥) وَأَمَّا إِذَا مَا ابْتَلاهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَهَانَنِ (١٦) كَلا بَل لا تُكْرِمُونَ الْيَتِيمَ (١٧) وَلا تَحَاضُّونَ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ (١٨) وَتَأْكُلُونَ التُّرَاثَ أَكْلا لَمًّا (١٩) وَتُحِبُّونَ الْمَالَ حُبًّا جَمًّا (٢٠)
Terjemahnya:
15 Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu Dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, Maka Dia akan berkata: "Tuhanku telah memuliakanku".
16 Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rizkinya Maka Dia berkata: "Tuhanku menghinakanku"[1575].
17 sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim[1576],
18 dan kamu tidak saling mengajak memberi Makan orang miskin,
19 dan kamu memakan harta pusaka dengan cara mencampur baurkan (yang halal dan yang bathil),
20 dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan.

[1575] Maksudnya: ialah Allah menyalahkan orang-orang yang mengatakan bahwa kekayaan itu adalah suatu kemuliaan dan kemiskinan adalah suatu kehinaan seperti yang tersebut pada ayat 15 dan 16. tetapi sebenarnya kekayaan dan kemiskinan adalah ujian Tuhan bagi hamba-hamba-Nya.
[1576] Yang dimaksud dengan tidak memuliakan anak yatim ialah tidak memberikan hak-haknya dan tidak berbuat baik kepadanya.

Ayat tersebut menerangkan bagi mereka yang tidak pandai bersyukur dan bersyukur akan mengidap sedikitnya empat macam penyakit:
1. Sombong dan angkuh. Islam mengajarkan kepada kita agar mengasihi sesama manusia terutama mereka yang memerlukan pertolongan seperti halnya anak yatim. Tidak ada yang menanggung segala keperluan hidupnya.
2. Ananiah. Yakni hanya mementingkan diri sendiri sehingga dia tidak mau menganjurkan untuk memberi makan kepada fakir miskin. Islam mengajarkan kepada kita supaya memiliki rasa kemanusiaan yang diwujudkan dalam amal nyata yaitu berupa penyantunan kepada orang yang masih kurang beruntung dalam kehidupannya.
3. Serakah, tamak, loba dan egois yang berlebihan. Sifat-sifat ini sangat berbahaya karena bisa menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang diinginkannya walaupun dengan melanggar aturan-aturan agama dan undang-undang yang berlaku.
4. Cinta harta yang berlebihan. Orang-orang yang cinta harta ini biasanya akan lalai dengan tugas dan tanggung jawabnya apalagi untuk menunaikan perintah Allah SWT. Dalam surat Al Humazah disebutkan bahwa manusia seperti itu tempatnya nanti di neraka huthamah.
Wallahu a’lam bi sawab

Komentar :

ada 0 komentar ke “Keutamaan Sabar dalam Islam (Malam Ke-18)”

Posting Komentar

 

© 2011 Fresh Template. Powered by Blogger.

Pusat PASIH by Dirja.